Pengertian, Dasar Hukum dan Ruang Lingkup Kesehatan Kerja

22:47 Add Comment
Pengertian Kesehatan Kerja menurut joint ILO/WHO Committee 1995 ialah penyelenggaraan dan pemeliharaan derajat setinggi-tingginya dari kesehatan fisik, mental dan sosial tenaga kerja di semua pekerjaan, pencegahan gangguan kesehatan tenaga kerja yang disebabkan kondisi kerjanya, perlindungan tenaga kerja terhadap resiko faktor-faktor yang mengganggu kesehatan, penempatan dan pemeliharaan tenaga kerja di lingkungan kerja sesuai kemampuan fisik dan psikologisnya, dan sebagai kesimpulan ialah penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan manusia kepada pekerjaannya.
Ilustrasi

Dasar Hukum Kesehatan Kerja

  1. Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3 (tiga) dan pasal 8 (delapan).
  2. Peraturan Menteri Perburuhan no 7 Tahun 1964 tentang Syarat-Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan di Tempat Kerja.
  3. Permenaker No 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
  4. Permenaker No 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.
  5. Permenaker No 3 Tahun 1983 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
  6. Permenaker No 1 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja dengan Manfaat Lebih Baik dari Paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar Jamsostek.
  7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No 333 Tahun 1989 tentang Diagnosa dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.
  8. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No 1 Tahun 1979 tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Makan.
  9. Surat Edaran Dirjen Binawas tentang Perusahan Catering Yang Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja.

Ruang Lingkup Kesehatan Kerja

  1. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja.
    • Sarana dan Prasarana.
    • Tenaga (dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja, dokter Perusahaan dan paramedis Perusahaan).
    • Organisasi (pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan Kerja, pengesahan penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja).
  2. Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja.
    • Awal (Sebelum Tenaga Kerja diterima untuk melakukan pekerjaan).
    • Berkala (sekali dalam setahun atau lebih).
    • Khusus (secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu berdasarkan tingkat resiko yang diterima).
    • Purna Bakti (dilakukan tiga bulan sebelum memasuki masa pensiun).
  3. Pelaksanan P3K (petugas, kotak P3K dan Isi Kotak P3K).
  4. Pelaksanaan Gizi Kerja.
    • Kantin (50-200 tenga kerja wajib menyediakan ruang makan, lebih dari 200 tenaga kerja wajib menyediakan kantin Perusahaan).
    • Katering pengelola makanan bagi Tenaga Kerja.
    • Pemeriksaan gizi dan makanan bagi Tenaga Kerja.
    • Pengelola dan Petugas Katering.
  5. Pelaksanaan Pemeriksaan Syarat-Syarat Ergonomi.
    • Prinsip Ergonomi:
      • Antropometri dan sikap tubuh dalam bekerja.
      • Efisiensi Kerja.
      • Organisasi Kerja dan Desain Tempat Kerja
      • Faktor Manusia dalam Ergonomi.
    • Beban Kerja :
      • Mengangkat dan Mengangkut.
      • Kelelahan.
      • Pengendalian Lingkungan Kerja.
  6. Pelaksanaan Pelaporan (Pelayanan Kesehatan Kerja, Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dan Penyakit Akibat Kerja)
Demikian, selamat membangun Kesehatan Kerja di tempat kerja :-)

Prosedur Pemadam Kebakaran

20:02 Add Comment


Kebakaran adalah bencana yang sangat mengerikan, bisa terjadi di rumah, tempat bekerja, pabrik , hutan, maupun di gedung bertingkat. Proses terjadinya kebakaran sangatlah cepat, dalam hitungan detik api mudah menjalar dan membesar,
Berikut adalah prosedur pemadam kebakaran yang cukup singkat, sebagai langkah cepat menangani kebakaran :
  1. Jangan Panik, Jika terjadi keabakaran janganlah panik, berpikirlah dengan cepat dengan menentukan apa yang akan dilakukan bila terjadi kebakaran.
  2. Putuskan aliran listrik di sekitar lokasi kejadian. Ini dilakukan supaya tidak terjadi konsleting listrik jika kita padamkan dengan menggunakan air.
  3. Padamkan api menggunakan apar dengan cepat dan tepat. Selalu ketahui letak apar dan cara menggunakannya, pastikan apar dalam kondisi baik dan mudah diakses
  4. Jika api membesar hubungi team tanggap darurat atau team pemadam kebakaran internal maupun bantuan dari pemadam kebakaran luar.
  5. Bagi yang tidak berkepentingan segera meninggalkan lokasi ke zona berkumpul yang lebih aman dan biarkan petugas yang lebih ahli melakukan pemadaman api.

Demikian prosedur pemadam kebakaran.

Struktur Organisasi Penanggulangan Kebakaran

19:37 Add Comment
Source image : delialestari38.wordpress

Dalam sebuah organisasi perusahaan manufaktur, merupakan kewajiban bagi managemen sebuah perusahaan untuk membentuk struktur organisasi penanggulangan kebakaran, sebagai bentuk pencegahan dan penanggulangan dini terhadap bahaya kebakaran.
Struktur organisasi penanggulangan kebakaran ini mempunyai tugas – tugas  pokok yang secara garis besar mempunyai tugas mengidentifikasi, perencanaan, melakukan tindakan preventive dan korektif, penyelamatan asset perusahaan baik properti perusahan maupun aset karyawan serta melakukan edukasi dan training mengenai penanggulanan kebakaran.
Ketentuan keanggotaan organisasi penanggulangan kebakaran adalah :
1.     Struktur organisasi harus terpasang pada papan pengumuman
2.     Keanggotaan harus dapat mewakili untuk tiap bagiannya.
3.  Tiap personil harus mendapatkan pelatihan sesuai dengan tugasnya & kompetensinya sebelum melaksanakan tugasnya:
a.     Program pelatihan diberikan secara kontinu tiap 6 bulan agar anggota regu yang baru mendapatkan pelatihan ketika terjadi pergantian anggota regu.
b.   Anggota regu diberi pelatihan tentang informasi dari bahan-bahan berbahaya yang ada di pabrik seperti :
§  Lokasi, jumlah dan bahaya terhadap kesehatan dari bahan berbahaya tersebut saat melakukan tugasnya.
§  Prosedur yang tertulis yang menjelaskan tindakan penanganan terhadap bahan berbahaya tersebut selama keadaan darurat terjadi.
§  Informasi mengenai bahan berbahaya tersebut diusahakan selalu up to date/ terkini.
c.     Catatan pelatihan harus didokumentasikan dan tersedia serta ditinjau ulang oleh personil baik dari dalam maupun luar perusahaan.
d.    Pelatihan dapat diberikan pula oleh petugas Dinas Pemadam Kebakaran Pemerintah setempat atau badan profesional lainnya. Selain itu pelatihan dapat pula diberikan oleh pihak pembuat (manufacture) peralatan.
e.     Latihan uji coba pemadaman kebakaran secara periodik harus dilakukan untuk memastikan bahwa semua anggota regu dapat melaksanakan tugasnya dengan baik selama keadaan darurat terjadi.
f.   Setiap karyawan yang berada dekat pemasangan APAR harus mendapatkan pelatihan cara pemakaian APAR dan harus mengerti cara pemakaian APAR

Tanggap Darurat Tumpahan Bahan Kimia

22:29 Add Comment

Bahan kimia merupakan zat atau bahan yang mengandung komposisi kimia. Bahan kimia ini ada yang sifatnya berbahaya dan ada juga yang sifatnya tidak berbahaya. Contoh bahan kimia yang tidak berbahaya adalah sabun, deterjen dan lain lain, sedangkan bahan kimia yang berbahaya contohnya air keras (hcl), solar, bensin dan lain lain. Bahan kimia biasa digunakan sebagai bahan baku atau bahan pendukung dalam suatu proses industri. Penyimpanan bahan kimia disarankan harus mempunyai desain kusus sehingga meminimalkan tumpahan bahan kimia, bahan kimia berbahaya yang tumpah akan sangat membahayakan orang maupun mencemari lingkungan apabila tidak ditangani dengan benar.
Berikut tanggap darurat tumpahan bahan kimia :
  1. Pastikan tempat penyimpanan bahan kimia disediakan secondary containment yang mempunyai kapasitas 110% dari volume bahan kimia yang disimpan.
  2. Secondary containment ini berfungsi untuk mencegah tumpahan bahan kimia menyebar kemana mana.
  3. Pastikan selalu tempat penyimpanan bahan kimia tersedia spill control kit atau bisa disebut dengan alat pengendali tumpahan.
  4. Spill control kit adalah alat pengendali tumpahan yang berbentuk seperti guling yang bisa terbuat dari busa yang menyerap bahan kimia cair, selain itu fungsi spill control kit juga sebagai alat pembendung tumpahan bahan kimia dalam sekala kecil.
  5. Apabila terjadi tumpahan bahan kimia pertama dilakukan adalah jangan panic.
  6. Matikan listrik disekitar tumpahan, untuk menghindari konsleting listrik dan kebakaran.
  7. Lakukan identifikasi jenis bahan kimia, volume serta lokasi tumpahan bahan kimia.
  8. Gunakan selalu sarung tangan karet.
  9. Lakukan pengamanan lokasi dari karyawan atau orang disekitar, lalu kasih tanda ada nya tumpahan bahan kimia.
  10. Gunakan Spill Control Kit untuk membendung tumpahan bahan kimia agar tidak meluas
  11. Keringkan tumpahan bahan kimia pada lantai dengan menggunakan spill control kit
  12. Peras spill control kit pada tempat yang telah disediakan untuk menampung bahan kimia.
  13. Buang spill kontrol kitt ke tempat kontaminasi limah B3 Sementara
  14. Terakhir, Bersihkan dan simpan peralatan ketempat yang sudah ditentukan.

Procedure Electrical Safety

20:36 Add Comment
pict : graphicproducts.com

Procedure Electrical Safety
  1. Only trained and authorized employees may conduct repairs to electrical equipment.
  2. Individuals performing work on energized electrical circuits must hold appropriate qualifications and be specifically authorized to perform such work.
  3. Electrical distribution areas must be guarded against accidental damage (e.g. specifically designed rooms, using substantial guard posts and rails, etc.).
  4. Access to electrical distribution rooms must be restricted to authorized employees.
  5. All electrical distribution panels, breakers, switches and junction boxes must be completely enclosed and protected from wet conditions.
  6. All electrical control devices must be labeled to identify the equipment controlled.
  7. All distribution panels must have 0.9 meter (3 feet) clearance.
  8. All conduits must be fully supported throughout their length.  Non-electrical attachments to a conduit are prohibited.
  9. All electrical wiring and cables must be in good condition (no exposed circuits).
  10. Extension cords must be used on temporary basis only.
  11. Ground Fault Circuit Interruption (GFCI) must be provided for wet locations.
  12. Site specific electrical safety rules must be available.

Electrical Inspections:

  1. Facility must have an Inspection and testing schedule.
  2. The frequency of these inspections depends on the local country regulations, type of equipment, the environment it is used in and the frequency of use.
  3. Major modifications to new and existing facilities must be inspected to verify compliance with codes and standards.
  4. Process for prioritizing and correcting electrical deficiencies.

Protective Equipment (for work on energized circuits):
  1. Electrical-rated safety shoes/boots and goggles must be worn as required per risk assessment.
  2. All tools used for electrical work must be properly insulated.
  3. Electrical-rated matting must be installed in front of all distribution panels in electric utility rooms.
Sunah-sunah Sebelum Kita Tidur Malam Hari

Sunah-sunah Sebelum Kita Tidur Malam Hari

18:14 Add Comment
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga dan sahabatnya dan para pengikutnya.
Machinedo Blog - Alhamdulillah Allah telah memberi kesempatan untuk mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya dengan ditawarkannya berbagai macam ibadah/amalan yang ada. Bahkan kandang kala amalan-amalan tersebut terasa sepele dimata kita, tetapi ternyata Allah menjanjikan ganjaran yang luar biasa.  Dalam tulisan yang singkat ini, kami ingin menyebutkan beberapa amalan yang dapat mendatangkan pahala yang berkaitan dengan tidur.
1.       Berwudhu sebelum tidur [1].
2.       Shalat witir sebelum tidur [2].
3.       Membaca dzikir menjelang tidur. Diantaranya:
a)      Mengumpulkan dua tapak tangan, lalu ditiup dan dibacakan QS Al Ikhlash, Al Falaq dan An Nas. Kemudian dengan dua tapak tangan mengusap tubuh yang dapat dijangkau dengannya. Dimulai dari kepala, wajah dan tubuh bagian depan. Dilakukan tiga kali [3].
b)     Membaca ayat kursi [4] dan 2 ayat terakhir QS Al Baqarah, yakni ayat 285-286 [5].
c)      Membaca do’a
بِاسْÙ…ِÙƒَ اللَّÙ‡ُÙ…َّ Ø£َÙ…ُÙˆْتُ ÙˆَØ£َØ­ْÙŠَا
“Dengan namaMu, ya Allah! Aku mati dan hidup.” [6]
d)     Membaca: Alhamdulillah 33 x, Subhanallah 33x, Allahu Akbar 34 x [7].
4.       Membaca dzikir setelah bangun dari tidur. Diantaranya membaca
اَÙ„ْØ­َÙ…ْدُ Ù„ِÙ„َّÙ‡ِ الَّØ°ِÙŠْ Ø£َØ­ْÙŠَانَا بَعْدَ Ù…َا Ø£َÙ…َاتَÙ†َا ÙˆَØ¥ِÙ„َÙŠْÙ‡ِ النُّØ´ُÙˆْرِ
“Segala puji bagi Allah, yang membangunkan kami setelah ditidurkanNya dan kepadaNya kami dibangitkan.” [8]. Juga membaca 10 ayat terakhir QS Al Imran (ayat 190-200) [9].

Sebenarnya masih banyak amalan/adab yang berkaitan dengar tidur yang diajarkan Rasulullah. Namun kiranya beberapa point diatas cukup sebagai langkah awal kita untuk meningkatkan kualitas tidur kita. Akhirnya saya ucapkan selamat tidur, semoga tidur Anda berpahala. Amien.
Semoga bermanfaat, sholawat dan salam semoga tercurah kepada Rosulullah serta keluarga dan sahabatnya.
Tulisan ini banyak mengambil faedah dari Hisnul Muslim karya Sa’id bin Ali bin Wahf Al Qahthani hafidzahullah ta’ala. Ditulis menjelang tidur, di Asrama Mahasiswa KSU, Riyadh (1 Dzulqo’dah 1432 H/29 September 2011). Abu Zakariya Sutrisno

Notes:
[1].  Berdasar hadist Bara’ bin Azib, diriwayatkan  Al-Bukhari (247) dan Muslim (2710).
[2].  Sebagaimana pesan Rasulullah terhadap Abu Hurairah. HR Bukhari (1178), Muslim (721).
[3].  HR. Al-Bukhari, lihat Fathul Baari(9/62) dan Muslim (4/1723).
[4].  HR. Al Bukhari, lihat Fathul Baari (4/487)
[5].  HR. Al-Bukhari dengan Fathul Bari (9/94) dan  Muslim (1/554).
[6].  HR. Al-Bukhari, lihat Fathul Baari(11/113) dan Muslim (4/2083).
[7].  HR. Al-Bukhari lihat Fathul Baari (7/71) dan Muslim (4/2091).
[8].  HR. Al-Bukhari dalam Fathul Baari (11/113), Muslim (4/2083).
[9].  HR. Al-Bukhari dalam Fathul Bari (8/237) dan Muslim (1/530).
Sumber : http://ukhuwahislamiah.com/
Tidur Seperti Apakah Yang Mendatangkan Pahala

Tidur Seperti Apakah Yang Mendatangkan Pahala

18:11 Add Comment
Machinedo Blog – Saat puasa seperti ini banyak orang yang menjadi lebih ‘malas’ dan hanya tidur seharian. Alasannya adalah karena lemas menahan lapar dan haus seharian. Padahal rasa malas tersebut bukan karena tubuhnya tidak kuat, tapi karena pola pikirnya yang bermasalah.
Selain itu, mereka menjadikan dalil tentang tidur di bulan puasa sebagai alibi. Namun benarkah dalill tersebut adalah dalil yang kuat? Kemudian tidur seperti apa yang dapat mengalirkan pahala?
Hadits yang dimaksudkan,
Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah. Diamnya adalah tasbih. Do’anya adalah do’a yang mustajab. Pahala amalannya pun akan dilipatgandakan.
Perowi hadits ini adalah ‘Abdullah bin Aufi. Hadits ini dibawakan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman 3/1437. Dalam hadits ini terdapat Ma’ruf bin Hasan dan dia adalah perowi yang dho’if(lemah). Juga dalam hadits ini terdapat Sulaiman bin ‘Amr yang lebih dho’if dari Ma’ruf bin Hasan.
Dalam riwayat lain, perowinya adalah ‘Abdullah bin ‘Amr. Haditsnya dibawakan oleh Al ‘Iroqi dalam Takhrijul Ihya’ (1/310) dengan sanad hadits yang dho’if (lemah).
Segalanya tergantung niat
 Pada dasarnya segala yang dilakukan dengan tujuan hanya untuk Allah semata akan mendatangkan kebaikan, bahkan pahala dan ganjaran yang tak ternilai. Para ulama biasa menjelasakan suatu kaedah bahwa setiap amalan yang statusnya muba seperti makan dan tidur bisa mendapatkan pahala dan bernilai ibadah, apabila diniatkan untuk melakukan ibadah.
An Nawawi dalam Syarh Muslim  mengatakan,
“Sesungguhnya perbuatan mubah, jika dimaksudkan dengannya untuk mengharapkan wajah Allah Ta’ala, maka dia akan berubah menjadi suatu ketaatan dan akan mendapatkan balasan (ganjaran).”

Jadi, tidur kita bisa membuahkan pahala dengan syarat memang diniatkan untuk Allah. Misalnya kita tidur siang agar pada malam hari kita lebih segar dan kuat melakukan ibadah kepada Allah dengan khusyu. Namun, jika tidur hanya sebagai bentuk kemalasan maka kerugian adalah ganjarannya.
(disarikan dari rumaysho)
Sumber : http://www.dailymoslem.com/

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *