Machinedo Blog – Saat puasa seperti ini banyak orang yang menjadi lebih ‘malas’ dan hanya tidur seharian. Alasannya adalah karena lemas menahan lapar dan haus seharian. Padahal rasa malas tersebut bukan karena tubuhnya tidak kuat, tapi karena pola pikirnya yang bermasalah.
Selain itu, mereka menjadikan dalil tentang tidur di bulan puasa sebagai alibi. Namun benarkah dalill tersebut adalah dalil yang kuat? Kemudian tidur seperti apa yang dapat mengalirkan pahala?
Hadits yang dimaksudkan,
“Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah. Diamnya adalah tasbih. Do’anya adalah do’a yang mustajab. Pahala amalannya pun akan dilipatgandakan.”
Perowi hadits ini adalah ‘Abdullah bin Aufi. Hadits ini dibawakan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman 3/1437. Dalam hadits ini terdapat Ma’ruf bin Hasan dan dia adalah perowi yang dho’if(lemah). Juga dalam hadits ini terdapat Sulaiman bin ‘Amr yang lebih dho’if dari Ma’ruf bin Hasan.
Dalam riwayat lain, perowinya adalah ‘Abdullah bin ‘Amr. Haditsnya dibawakan oleh Al ‘Iroqi dalam Takhrijul Ihya’ (1/310) dengan sanad hadits yang dho’if (lemah).
Segalanya tergantung niat
Dalam riwayat lain, perowinya adalah ‘Abdullah bin ‘Amr. Haditsnya dibawakan oleh Al ‘Iroqi dalam Takhrijul Ihya’ (1/310) dengan sanad hadits yang dho’if (lemah).
Segalanya tergantung niat
Pada dasarnya segala yang dilakukan dengan tujuan hanya untuk Allah semata akan mendatangkan kebaikan, bahkan pahala dan ganjaran yang tak ternilai. Para ulama biasa menjelasakan suatu kaedah bahwa setiap amalan yang statusnya muba seperti makan dan tidur bisa mendapatkan pahala dan bernilai ibadah, apabila diniatkan untuk melakukan ibadah.
An Nawawi dalam Syarh Muslim mengatakan,
“Sesungguhnya perbuatan mubah, jika dimaksudkan dengannya untuk mengharapkan wajah Allah Ta’ala, maka dia akan berubah menjadi suatu ketaatan dan akan mendapatkan balasan (ganjaran).”
Jadi, tidur kita bisa membuahkan pahala dengan syarat memang diniatkan untuk Allah. Misalnya kita tidur siang agar pada malam hari kita lebih segar dan kuat melakukan ibadah kepada Allah dengan khusyu. Namun, jika tidur hanya sebagai bentuk kemalasan maka kerugian adalah ganjarannya.
(disarikan dari rumaysho)
Sumber : http://www.dailymoslem.com/