Pengertian Manufaktur

Pengertian Manufaktur

19:40 Add Comment

Apa itu manufaktur?
Manufaktur merupakan proses mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Manufaktur berasal dari dua kata berbahasa Latin, yaitu manus (tangan) dan factus (membuat). Kombinasi kedua kata tersebut mempunyai arti "dibuat dengan tangan". Manufaktur tersebut kini berkembang sehingga tidak harus bermakna proses yang dibuat dengan tangan atau tradisional. Perkembangan manufaktur sekarang telah menggunakan kontrol komputer dan sistem otomasi. Oleh karena itu, proses manufaktur sekarang dapat dikenal dengan istilah manufaktur modern.




Manufaktur dapat didefinisikan secara teknologi dan ekonomi. Secara teknologi, manufaktur merupakan proses mengubah bentuk, sifat dan penampilan bahan baku (starting materials) menjadi produk melalui proses fisik maupun proses kimia. Di samping itu, secara teknologi proses manufaktur juga diikuti dengan proses perakitan. Secara ekonomi, manufaktur merupakan proses meningkatkan nilai tambah.

Industri manufaktur terdiri dari industri primer, industri sekunder, dan industri tersier. Industri primer mengeksploitasi sumber daya alam, seperti pertanian dan pertambangan. Industri sekunder mengolah hasil industri primer sehingga dapat digunakan oleh konsumen. Industri tersier bergerak di bidang jasa (service). Berikut tabel macam-macam industri:






Berikut klasifikasi proses manufaktur:






Terimakasih














































Macam-Macam Teknik Pembubutan

19:38 Add Comment
Pada proses pembubutan ada beberapa macam teknik yang dapat diterapkan. Masing-masing teknik tersebut memiliki tujuan/maksud tersendiri. Selain itu, perbedaan teknik pembubutan juga memengaruhi geometri hasil pengerjaan. Berikut macam-macam teknologi pembubutan.
  • Pembubutan Silindris
    Pembubutan silindris merupakan proses penyayatan di mana gerakan pahat bubut sejajar dengan sumbu benda kerja. Metode pembubutan ini digunakan untuk membuat bentuk dengan diameter seragam (seperti poros lurus).
Gambar 1. Pembubutan Silindris, 1. Benda Kerja, 2. Pahat Bubut.


  • Pembubutan Muka (Facing)
    Pembubutan muka merupakan proses penyayatan di mana gerakan pahat bubut tegak lurus dengan sumbu putar benda kerja (radial). Metode pembubutan muka digunakan untuk menyayat permukaan ujung benda kerja serta mengurangi panjang benda kerja. Ketika melakukan pembubutan kasar (roughing) gerakan pahat dari luar ke dalam lebih disukai. Sebaliknya ketika melakukan finishing gerakan pahat dari dalam ke luar lebih cocok diterapkan.

Gambar 2. Pembubutan Muka.

  • Cutting offCutting off merupakan pemotongan benda kerja dengan pahat bubut. Pada proses cutting off, pahat bubut yang digunakan memiliki ujung potong yang miring menuju sumbu benda kerja. Oleh karena itu pahat bubut ini memiliki sudut kurang dari 90°. Dengan bentuk ujung potong yang miring, akan diperoleh permukaan pemotongan tanpa sisa (permukaan yang rata) pada ujung benda kerja.


Gambar 3. Cutting off.


  • RecessingRecessing merupakan penyayatan pada benda kerja yang bertujuan untuk membentuk sebuah alur. Ujung potong pahat yang digunakan biasanya sejajar dengan sumbu benda kerja (sudut pahat 90°). Recessing mirip dengan cutting off. Perbedaan keduanya hanya terletak pada bentuk atau sudut pahat saja. Recessing biasanya digunakan untuk membuat alur pemisah antara bentuk pembubutan silindris dan ulir.
Gambar 4. Recessing.


  • PartingParting merupakan pembubutan di mana pahat bubut bergerak sejajar maupun tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Sesuai dengan namanya, parting digunakan untuk memotong/memisahkan benda kerja. Beberapa juga mengenalparting sama dengan cutting off.

  • BitingBiting merupakan pembubutan ujung atau muka, di mana arah pemakanan ujung pahat sejajar dengan sumbu benda kerja. Metode biting biasanya digunakan untuk membuat alur atau lubang besar pada permukaan ujung benda kerja.

Gambar 5. Biting.


  • Pembubutan Bentuk (Form Turning)Pada pembubutan bentuk, ujung potong pahat bubut berukuran besar membentuk kontur pada benda kerja. Teknologi pembubutan bentuk seperti recessing namun perbedaannya terdapat pada bentuk pahat yang unik pada pembubutan bentuk. Bentuk pahat yang unik ini dapat disebut dengan istilah pahat bubut bentuk.
Gambar 6. Pembubutan Bentuk.



  • Pembubutan TirusPembubutan tirus merupakan penyayatan silindris yang menghasilkan perbedaan diameter secara konstan. Metode pembubutan tirus digunakan untuk membuat poros tirus/konis.

Gambar 7. Pembubutan Tirus.


  • Pembubutan CopyPembubutan copy merupakan penyayatan yang menghasilkan bentuk benda kerja sesuai dengan geometri benda replika yang telah ada. Replika tersebut ditransmisikan dengan eretan melintang dan eretan memanjang.

  • Pembubutan UlirPembubutan ulir merupakan penyayatan yang menghasilkan bentuk ulir. Pembubutan ulir terdiri dari pembubutan ulir luar dan ulir dalam. Pembubutan ulir tergolong dalam pembubutan silindris di mana pemakanannya sama dengan pola kisar ulir dari ulir yang akan dibuat.



Gambar 8. Pembubutan Ulir.


  • ChamferingChamfering merupakan pembubutan pada sudut benda kerja menggunakan ujung pahat. Hasil dari chamfering dikenal dengan istilah chamfer.

Gambar 9. Chamfering.


  • BoringBoring merupakan pembubutan dengan gerakan pemakanan sejajar dengan sumbu benda kerja. Menurut arah pemakanannya boring mirip dengan pembubutan silindris. Namun perbedaaanya adalah boring dilakukan pada bagian dalam benda kerja. Boring bertujuan untuk memperbesar diameter lubang pada benda kerja.
Gambar 10. Boring.



  • Pengeboran (Drilling)
    Pengeboran dapat juga dilakukan pada mesin bubut. Kebalikan dengan pengeboran pada mesin bor, pengeboran dengan mesin bubut menggunakan mata bor yang tidak berputar (yang berputar benda kerjanya).



Gambar 11. Pengeboran.


  • Reaming
    Reaming mirip dengan drilling. Reaming bertujuan untuk memperbesar diameter lubang hasil pengeboran. Selain itu reaming juga digunakan untuk memperhalus permukaan lubang. Proses reaming merupakan proses lanjutan dari drilling(meskipun tidak wajib dilakukan proses reaming).
  • Knurling
    Knurling atau kadang disebut mengkartel sebenarnya bukan termasuk proses penyayatan. Knurling merupakan proses pembentukan logam yang digunakan untuk membuat pola arsiran yang bersilangan pada permukaan benda kerja.



Gambar 12. Knurling.


Referensi : Teknik Mesin Manufaktur

Cara Membubut Tirus Dengan Memiringkan Eretan Atas

19:25 Add Comment

Misalkan berikut gambar benda yang ingin dibuat:
Gambar 1. Benda yang Ingin Dibuat.

Langkah pembubutan:
  • Siapkan dan atur mesin bubut serta perlengkapannya.
  • Pasang benda kerja pada cekam.
  • Bor muka benda kerja dengan bor center.
  • Facing muka benda kerja yang telah dibor tersebut.
  • Balik benda kerja, facing muka yang belum ter-facingFacing hingga mencapai panjang yang diinginkan atau sesuai gambar kerja (facing hingga panjang l).
  • Bor pada muka benda kerja yang telah di-facing tersebut dengan bor center.
  • Kondisikan proses pembubutan benda kerja dengan dua center.
  • Atur kemiringan eretan atas sesuai sudut yang diinginkan. Bila besar sudut belum diketahui, cari besar sudut tersebut dengan persamaan berikut:
Gambar 2. Penamaan Dimensi pada Tirus.

Gambar 3. Persamaan untuk Mencari Sudut Î±.
Gambar 4. Kemiringan pada Eretan Atas.

Bubut atau sayat benda kerja hingga mencapai diameter D. Gerak penyayatan pahat tersebut harus menggunakan eretan atas (karena eretan atas sudah diatur miring, bila menggunakan eretan memanjang atau eretan melintang hasil pembubutan akan lurus). Diameter D atau diameter yang besar digunakan sebagai pedoman pengukuran karena ujungnya berbentuk sudut lancip. Ujung yang lancip akan lebih mudah diukur dengan jangka sorong (diameterd atau diameter kecil sulit diukur dengan jangka sorong karena ujungnya berbentuk sudut tumpul atau lebih besar dari 90°).


Terimakasih.

Langkah-Langkah Membubut Ulir Segitiga

01:25 Add Comment
Membubut Ulir Pada umumnya bentuk ulir adalah segitiga atau V (ulir metric dengan sudut 60* dan ulir withworth 55* ), segi empat dan trapezium (sudut ulir 29* ). Cara membubut ulir segitiga adalah sebagai berikut:

  1. Bubutlah diameter ulir. 
  2. Bubutlah alur pembebas sedalam atau lebih sedikit dari dalamnya ulir. 
  3. Pinggulah ujung dari benda kerja. 
  4. Serongkan eretan atas setengah dari sudut ulir yang akan dibuat dan pasanglah pahat ulir. 
  5. Ambillah mal ulir yang akan dibuat. 
  6. Tempatkanlah ujung pahat tegak lurus terhadap benda kerja. 
  7. Kencangkan baut-baut penjepit bila pahat sudah sama tinggi dengan senter dan lurus dengan benda kerja. 
  8. Tempatkan tuas-tuas pengatur transporter menurut tabel sesuai dengan banyaknya ulir yang akan dibuat. 
  9. Masukkan roda gigi agar mesin jalannya secara ganda. 
  10. Jalankan mesin dan kenakan ujung pahat sampai benda kerja tersentuh. 
  11. Hentikan mesin dan tariklah eretan kekanan. 
  12. Putarlah cincin pembagi, sehingga angka 0 segaris dengan angka 0 pada eretan lintang dan tidak merubah kedudukannya. 
  13. Majukan eretan lintang 3 garis pada cincin pembagi, maka pahat maju untuk penyayatan. 
  14. Putar cincin pembagi sehingga angka 0 lagi dan eretan lintang tidak boleh bergerak. 
  15. Jalankan mesin 
  16. Masukan tuas penghubung transporter pada waktu salah satu angka pada penunjuk ulir bertepatan dengan angka 0. 
  17. Bila pahat sudah masuk pada pembebas, putarlah kembali eretan lintang sehingga pahat bebas dari benda kerja. 
  18. Kembalikan eretan. 
  19. Hentikan mesin.
Sekian semoga bermanfaat by Machinedo Blog

Perawatan Alat Ukur Presisi

Perawatan Alat Ukur Presisi

00:36 Add Comment
Mikrometer
Hasil gambar untuk mikrometer

Hindarkan dari benturan keras atau jatuh
Jangan memaju mundurkan poros ukur dengan memutar sengkang atau landasan ukur.

Pemeliharaanya :

  1. Bersihkan debu atau kotoran pada poros ukur dan bagian-bagian lainnya sebelum dan sesudah pemakaian dengan kain bersih dan halus.
  2. Lumasi dengan minyak pelumas bagian poros ukur dan bagian lainnya.
  3. Penyimpanan yang baik harus bebas dari sinar matahari langsung, kelembapan tinggi dan debu dan kotoran.



Mistar Sorong
Hasil gambar untuk caliper
Pemeliharaanya :

  1. Hindarkan dari benturan keras atau jatuh.
  2. Ujung-ujung rahang ukur maupun sisi-sisi ukur harus. dipelihara atau dijaga jangan sampai cacat.
  3. Bersihkan debu atau kotoran sebelum dan sesudah pemakaian dengan kain bersih dan halus.
  4. Lumasi permukaan peluncur dan bagian lainnya dengan sedikit minyak pelumas sesudah pemakaiannya.
  5. Penyimpanan yang baik harus bebas dari sinar matahari langsung, kelembapan tinggi, debu atau kotoran.
Pengukur Sudut
          Hasil gambar untuk pengukur sudut

Pemeliharaannya :

  1. Lumasi bagian engsel dan bagian-bagian yang bergesekan.
  2. Hindarkan benturan yang dapat merusak sisi-sisi ukurnya.


Dial Indikator
Hasil gambar untuk dial indicator

Pemeliharaannya :

  1. Dial indicator jangan sampai jatuh atau terkena benturan keras.
  2. Bersihkan debu atau kotoran dari poros peraba atau batang pengukur sebelum dan sesudah pemakaian.
  3. Jangan melumasi poros peraba dengan minyak agar debu tidak melekat.
  4. Cara menaikkan dan menurunkan poros peraba haruslah hati-hati, jangan menimbulkan sentakan mekanisme didalamnya.
  5. Penyimpanan dial indicator secara baik harus bebas dari sinar matahari secara langsung, kelembapan tinggi, dan debu atau kotoran.


Mal Radius, Mal Ulir, dan Mal Sudut Bor

Pemeliharaanya :

Pemeliharaan yang utama untuk mal-mal ialah menjaganya dari karat dan rusaknya bidang periksanya.

Profile Projector

Pemeliharaanya :

a. Batang Ulir
Batang ulir sebagai elevator untuk mengatur focus dilapisi (cukup tipis saja) dengan gemuk atau vat secara berkala.

b. Membersihkan Lensa
            1. Bahan lensa lunak
            2. Gunakan kapas/kain katun
            3. Basahi kapas/kain katon dengan alkohol

c. Cermin Pemantul
            1. Cegahlah dari kotoran, debu,
            2. Hilangkan kotoran dengan hembusan udara
            3. jangan digosok


d. Tempat benda kerja
            1. bersihkan dengan kain katun halus

e. Layar proyeksi
            1. Gunakan kain katun halus untuk membersihkan
            2. Basahi kain katon dengan deterjent dan air
            3. Gosoklah hati-hati
            4. Keringkan dengan kain katun halus
            5. Jangan menggunakan ether, thinner

Blok Ukur


Ambil beberapa blok ukur dengan ukuran yang dikehendaki, letakkan di atas lap yang bersih dan tutup kembali kotak penyimpanannya.

Pemeliharaanya :

  1. Bersihkan vaselin yang menutupi dengan wash bensin
  2. Keringkan dengan kain katun/tissue.
  3. Letakkan blok ukur yang telah bersih dengan muka ukur terletak disamping.
  4. Muka ukur jangan sampai tersentuh,pegang sisi lain, karena keringat kita mengandung asam dapat merusak muka ukur.
  5. Susun blok ukur secara berurutan sehingga dicapai ukuran yang dikehendaki.
  6. Hindari gesekan berlebihan antara blok ukur dengan benda kerja.
  7. Setiap selesai digunakan blok ukur selalu dibersihkan kemudian diberi vaseline.
  8. Jika blok ukur banyak yang berkarat atau banyak goresan harus digosok kembali.
  9. Hindarkan pemakain blok ukur sebagai ganjal bagi benda ukur atau alat ukur lain.

Pengertian Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja

23:22 Add Comment
Hasil gambar untuk k3
     Keselamatan kerja adalah upaya supaya pekerja terhindar dari kecelakaan, peralatan produksi tidak rusak dan hasil produksinya aman. 
     Kesehatan kerjaadalah upaya untuk menciptakan situasi dan kondisi yang sehat bagi pekerja dan lingkungannya. 
     Tempat kerja ialah setiap ruang atau lapangan yang tertutup ataupun terbuka, bergerak atau tetap di mana pekerja berada, atau sering dimasuki pekerja/ orang lain untuk keperluan suatu usaha serta tempat-tempat yang terdapat sumber sumber bahaya. Tempat kerja bisa berada di dalam tanah, di permukaan tanah, di permukaan air, di dalam air dan di udara (di samping tempat-tempat lain yang terdapat kegiatan)

Action Taken For Chemical Contamination

21:25 Add Comment
Chemical Storage Illustration
 Irritating to eyes
  1. First check the victim for con act lenses and remove if present.
  2. Flush victim’s with water or normal saline solution for 20 to 30 minutes while simultaneously calling a hospital.
  3. Do not put any ointment, oil or medication in the victim’s eyes without specific instruction from a physician.
  4. IMMEDIATELY  transport the victim’s after flushing eyes to a hosp al even if no symptoms ( such as redness or irritation ) develop.

Skin Contact
  1. Dry – wipe the skin Wash the area that is contaminated with a hand sanitizer with a little water, then wash with soap and water
  2. Removed contaminated clothing. Launder clothing before reuse. Discard shoes if  material has penetrated to inside surface .
  3. If symptoms such as redness or irritation develop, IMMED ATELY call a physician and be prepared to transport the victim to a hospital for treatment

 Inhalation
  1. IMMEDIATELY leave the contaminated area, take deep breaths of  fresh air.
  2. If symptoms (such as wheezing, coughing, shortness of breath and burning in the mouth, throat or chest ) develop, call physician and be prepared to transport the victims to a hospital. Provide proper respiratory protection to rescuers entering an unknown atmosphere.
  3. Whenever possible  Self – Contained Breathing Apparatus ( SCBA ) should be used, if no available, use a level of protection greater than or equal to that advised under protective clothing

Ingestion
  1. DO NOT INDUCE VOMITING. If victim is conscious and not convulsing, give 1 or 2 glasses of water to dilute the chemical and IMMEDIATELY call a hospital. Be prepared to transport the victim to a hospital if advised by a physician.
  2. If the victim is convulsing or unconscious, do no give anything by mouth. Ensure that the victim’s airway is open and lay the victim on his / her side with the head lower than the body. DO NOT INDUCE VOMITING. IMMEDIATELY transport the victim to a hospital.

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *